Gebyok Jati Kudusan
Gebyok bukan sekadar karya ukir semata. Gebyok adalah hasil sebuah proses akumulasi perjalanan sejarah, pertemuan budaya, agama, dan kearifan lokal bangsa Indonesia. “Dalam sejarahnya, banyak tokoh yang menjadi pelopor dan arsitek dari gebyok yang menjadi ikon dari rumah Jawa, hingga bentuknya sekarang ini, yaitu hasil pengembangan oleh para ahli pertukangan dari masa ke masa, mulai dari Kudus dan Jepara,” ucap Triatmo dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).Demikian Halnya dengan Gebyok Jati Kudusan ini.

Gebyok Motif Kudusan Full Ukir
Awal Mula Gebyok
Awal mulanya, ada sejumlah tokoh yang berperan dalam mengembangkan gebyok. Mereka adalah Sun Ging Ang, The Ling Sing atau Kyai Telingsing, dan Cie Swie Guan yang juga dikenal dengan nama Sungging Badar Duwung. Sun Ging Ang, selain menyebarkan agama Islam di Kudus juga disebut mengajarkan keterampilan mengukir. Sama seperti Sun Ging Ang, The Ling Sing juga meneruskan keterampilan ayahnya dalam mengembangkan seni ukir di Kudus, di samping menyebarkan agama Islam. Mungkin karena itulah muncul Motif Gebyok Jati Kudusan. Sementara di Jepara, Cie Swie Guan mengembangkan seni ukir dan membangun Masjid Mantingan.Bisa jadi, motif ukir yang digunakannya pun adalah Gebyok Jati Kudusan. Meski sedikit banyak mungkin ada pengembangan.

Gebyok Jati Kudusan Finishing Natural Teak
Tokoh lain yang memperkenalkan seni ini adalah RA Kartini yang berhasil mengangkat seni tersebut ke sebuah pameran di Den Haag, Belanda. Bahkan, Kartini juga disebut turut menciptakan motif ukir khas Jepara. Ia turut mendorong para pengukir dengan mempromosikan hasil karya mereka kepada teman-temannya di Belanda. “Hingga seni ukir Jepara tersohor tak hanya di Indonesia tetapi sampai ke seluruh dunia,” ucap penulis lainnya, Eunike Prasasti.
Perkembangan Gebyok
Seiring perkembangan zaman, gebyok mulai mengalami kemunduran. Keberadaannya pun sudah berkurang bahkan terancam punah. Triatmo menuturkan, di Kudus, keberadaan rumah adat khas daerah itu kini sulit ditemukan. Jumlahnya pun juga tinggal beberapa unit di kudus. Selebihnya, rumah-rumah adat itu sudah diperjualbelikan baik secara utuh sebagai Rumah maupun secara parsial dalam bentuk sebuah gebyok Jati Kudusan. Padahal, gebyok sebagai bagian inheren dan tak terpisahkan dari Rumah Asli Kudus.
Meski demikian, saat ini gebyok berkembang dengan beragam motif dan jenis yang dipengaruhi oleh asal-usul daerahnya. Tak hanya itu, tingkatan sosial masyarakat juga memengaruhi keanekaragaman gebyok, seperti motif hingga teknik ukirnya. Oleh karenanya, gaya dan motif gebyok tak selalu berasal dari sebuah daerah tertentu namun bisa juga dari wilayah lain. Seperti contohnya gebyok Jati Kudusan tak selalu berasal dari daerah Kudus, tetapi bisa dibuat di beberapa daerah di Jawa Timur. Triatmo juga mencatat, jika pada zaman dulu penyebaran gebyok terjadi karena syiar agama, saat ini penyebarannya terjadi atas permintaan pasar. Hal ini membuat gaya dan motifnya terus berkembang, termasuk jenis pemanfaatannya.(Kompas.com, “Gebyok, Partisi Lintas Budaya, Agama dan Sejarah Indonesia”).

Gebyok Jati Kudusan dengan Finishing Dark Brown Contras
Pemanfaatan Gebyok
Pada awalnya Gebyok adalah Media untuk menyekat atau Pemisah Ruang(Partisi). Letaknya biasanya berada diantara ruang depan dan ruang tengah dalam sebuah rumah, atau ruang belakang sebagai ruang Privacy (keluarga). Namun pada perkembangannya, –meski tetap berfungsi sebagai penyekat– Gebyok juga banyak digunakan sebagai Pintu Utama sebuah Rumah Ibadah (Baca; Masjid).
Bahkan dalam sebuah Masjid, acapkali Gebyok bukan saja di gunakan sebagai Penyekat ruangan. Ia bahkan digunakan (dengan cara ditempel) di dinding Mihrab Pengimaman. Maka seketika Gebyok “berubah Fungsi” semata-mata untuk memperindah dan menambah manis tampilan sebuah Rumah Ibadah (Masjid atau Musholla). Untuk fungsi ini umumnya Ia menggunakan Desain Minimalis, berupa Ukiran-ukiran Ornamental yang di Inspirasi dari ornamen-ornamen Khas Masjid Samarkand, Uzbekistan. Seperti tampak pada Mihrab Jati Ornamen Asmaul Husna. atau Mihrab Minimalis Jati dan Mihrab Desain Minimalis. Juga ada Mihrab Arabic Minimalis, serta Mihrab Jati Masjid Al Mujahidin.
Meski ada juga Gebyok Mihrab Pengimaman yang tampil dengan Desain Ukir khas Gebyok, seperti Mihrab Ukir Jati Kembang. Atau yang bernuansa kaligrafis seperti Mihrab Jati Ukir 3 Dimensi
Untuk Informasi lebih lengkap silahkan hubungi customer servis Mimbar Jati Jepara via Call/ SMS/ WA di 08122831963.
Dan Jika berkenan Kunjungi pula akun FB Djephara Crafter untuk melihat Produk- produk furniture dari kami yang lain. Dan tentu akan menjadi Kebahagiaan dan Kehormatan tersendiri apabila Anda dan para calon Customer berkenan untuk mengunjungi Workshop kami di Jepara, untuk bisa secara langsung melihat dan menyaksikan Proses Produksi yang di lakukan.
Terimakasih, dan Semoga bermanfaat.
Salam Sukses Selalu.